Invisible Illness

ID-10019145[image courtesy of [Salvatore Vuono] / FreeDigitalPhotos.net]

Pernahkah anda mendengar istilah ‘Invisible Illness’? Di negara barat, istilah ini digunakan untuk penyakit-penyakit kronik yang tidak dapat terlihat kasat mata. Seorang penderita akan sering mendapat komentar ‘tapi anda tidak terlihat sakit’ padahal derita yang dirasakan akibat gejala-gejala penyakitnya meski tidak terlihat namun adalah sangat nyata. Penyakit autoimun bisa masuk ke dalam kategori ini. Oleh karenanya pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai istilah ini. Istilah ini penting untuk diketahui karena menjadi senjata penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penyakit-penyakit yang dapat tergolong di dalamnya.

Penyakit saya mungkin tidak kelihatan namun saya nyata kelihatan!

Tidak semua penyakit dapat terlihat dengan jelas oleh orang lain, namun adalah nyata dirasakan oleh penderitanya. Hal ini menjadi sulit, karena terkadang memang ada orang-orang yang ‘memalsukan’ sakitnya untuk alasan dan tujuannya sendiri, namun banyak orang yang memang merasakan gejala yang nyata tapi disangka ‘memalsukan’. Orang-orang yang seperti ini dikatakan menderita invisible illness. Jika sudah membaca postingan ‘mengenali gejala penyakit autoimun’ akan dapat lebih dimengerti mengapa penyakit autoimun pada umumnya dikategorikan dalam invisible illness. Gejala seperti nyeri tidak dapat terlihat kasat mata, namun nyata dirasakan penderitanya dan mengganggu. Gejala seperti fatigue, meski dapat dilihat penderitanya terlihat lemah, lelah, namun juga sering malah disalahartikan menjadi malas karena gejala fatigue ini bisa berkepanjangan, pada awalnya orang sekitar akan concern namun lama-lama dianggap hanya malas atau mencari perhatian karena kurangnya pengertian bahwa gejala ini bisa berkepanjangan karena penyakit autoimun merupakan penyakit kronik (lama).

Di luar negeri istilah ini sudah mulai dipopulerkan untuk meningkatkan kesadaran utamanya masyarakat awam mengenai kondisi ini guna meningkatkan pengertian mereka kepada para penderita kondisi ini, dengan tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup para penderitanya. Hidup dengan penyakitnya saja sudah berat, apalagi ditambah dengan kurangnya pengertian orang-orang disekitarnya dan tempat sosialisasinya (kantor, sekolah, dll). Adalah penting untuk memberikan pengertian dengan sebuah istilah yang dapat dimengerti dan diterima orang lain, karena sebelum mengalami secara langsung suatu kondisi, akan sulit untuk dapat mengertinya meskipun sudah dijelaskan, maka diusahakan diberikan penjelasan yang semudah mungkin untuk sedikit banyak dapat lebih dipahami. Semoga istilah ini juga bisa lebih dipahami di Indonesia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat awam sehingga tujuan akhir kualitas hidup penderita meningkat dapat tercapai.

Salam

Leave a comment